Laman

SELAMAT DATANG DIBLOGKU, JANGAN LUPA BERIKAN KOMENTARMU

Minggu, 04 Desember 2011

STRUKTUR SOSIAL DI DESA SERING


Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan yang berada di pinggir sungai Kampar Provinsi Riau. Pada mulanya desa tersebut hanyalah hutan belantara yang tidak ada kehidupan manusia. Namun pada perkembangannya telah menjadi desa yang banyak penduduknya, bukan hanya dari masyarakat melayu saja, tetapi sudah terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang ada di Indonesia. Hal ini di sebabkan oleh hutan yang masih lebat dan hasil sungai yang banyak ikannya, serta tanahnya yang tergolong subur. Apa lagi di sana terdapatnya berbagai perusahaan besar yang mengelolah hasil alamnya.
A.   Kelompok – kelompok sosial
Di desa Sering terdapat 5 kelompok sosial yang masing – masing memiliki peran dan fungsinya dalam masyarakat setempat yang dimana semuanya itu saling berhubungan satu sama lainnya, yaitu:
1.      Kelompok Petani
Di dalam kelompok ini para penduduk desa Sering banyak yang membuat ladang atau sawah yang hanya untuk memenuhi kebutuhannya saja, tidak untuk di jual pada para pedagang. Di sana juga terdapat perkebunan karet, sawit, cabe, pisang, jagung, ubi. Para petani mempunyai kelompok atau seperti organisasi kecil – kecilan yang menggabungkan para petani di desa, untuk saling membantu dalam segi kemajuan dan perkembangan desa terutama dalam pertanian. Mereka saling membantu dalam bidang pendanaan dan di saat melakukan panen, mereka memiliki uang khas untuk persediaan barang siapa yang membutuhkannya untuk pengembangan pertaniaannya. Para petani memiliki bakat yang telah di latih oleh pemerintah setempat atau pun oleh perusahaan – perusahaan, kegiatan ini di lakukan atas kerja sama pemerintah dengan masyarakat setempat.
2.      Kelompok Nelayan
Keberadaan desa di pinggir sungai, ini menyebabkan sebagian besar masyarakat bermatapencarian sebagai nelayan. Meskipun peralatan yang di gunakan oleh para nelayan tidak modern atau hanya sederhana saja seperti Jaing(jaring), sampan(perahu dayung), tees(perahu motor), jalo(jala), pancing ikan, sangkar ikan. Namun itu lah selalu mereka gunakan tanpa menghambat pekerjaan mereka. Hasil tangkapan ikan mereka biasanya di jual di desa setempat, karena di sana ada tempat penampungan ikan.
3.      Kelompok Berternak
Di desa sering terdapat pula kelompok ternak, baik ayam, kambing, sapi, kerbau maupun ikan. Mereka di sini biasanya memiliki tempat untuk memelihara ternaknya yang biasanya dekat dengan rumahnya. Mereka selalu membuat kegiatan pelatihan – pelatihan dalam bidang perawatan hewan. Mereka menjualnya bila sudah besar dan membeli kembali yang kecil atau anaknya, itu di lakukan untuk memperbanyak hewan – hewan mereka.
4.      Kelompok Buruh
Pada umumnya komunitas ini di lakoni oleh penduduk yang berasal dari luar daerah,yaitu yang berasal dari pulau jawa, sulawesi dan kalimantan. Kelompok ini sebagian pada dasarnya bisa di golongkan kelompok petani,karena mereka juga memiliki lahan perkebunan namun,lahan mereka belum bisa berproduksi di karenakan umur tanaman mereka masih muda.Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, mereka bekerja sebagai buruh,berkerja pada mereka yang memiliki lahan yang sudah berproduksi.Penghasilan kelompok buruh,tergantung pada kemampuan mereka berkerja semangkin banyak tenaga yang di keluarkan semangkin banyak pula upah yang mereka dapatkan.
5.      Kelompok Pedagang
Para pedagang di sini adalah para pengusahan yang berjualan dan menampung hasil laut dan hasil hutan para penduduk, mereka membeli hasil penduduk dan menjualnya kembali pada perusahaan – perusahaan setempat kalau hasil hutan dan di rumah – rumah makan kalau hasil sungai. Mereka juga membuka kedai (warung) di desa sebagai mata pencarian mereka.

B.   Institusi sosial
Institusi yang ada di desa ini yaitu di pimpin oleh seorang Kepala Desa, yang sering di panggil Pak Wali dan di bantu oleh jajarannya yaitu : kepala dusun,RW,RT dan aparat – aparat lainnya.Biasanya orang yang terpilih menjadi Kepala Desa,mereka yang mempunyai keluaga besar dan mempunyai solidaritas yang kuat,mereka mencalonkan pemimpi di kalangan mereka yang di anggap mampu untuk mengemban amanah kepemimpinan, ciri-ciri yang harus di miliki oleh seorang pemimipin di desa ini yaitu: Harus memiliki pengetahuan yang luas,mengetahui dan memahami adat istiadat melayu dan mempunyai ilmu pengetahuan Agama yang kuat dan berpendidikan tinggi.

C.   Norma – norma sosial
Seperti masyarakat Riau lainnya terkenal dengan budaya melayu,begitu pula di desa Sering yang masih memegang kuat budayanya,yang menjunjung tinggi sopan santun,baikdalam bertutur kata,saling tolong menolong.Kebudayaan melayu juga banyak terpengaruh oleh ajaran-ajaran Islam,sehingga pemuda sangat antusias dalam mensosialisasikan kepada masyarakat yaitu “Membumikan Al-Quran di bumi Melayu”.
Dari kecil anak – anak sudah di ajarkan untuk belajar membaca al – Quran. Norma atau Adat istiadat yang masih berlaku di desa ini yaitu, berbalas pantun pada saat melamar atau meminang anak gadis orang, acara pernikahan pun masih menggunakan adat melayu.
Di desa sering memiliki berbagai adat istiadat yang harus di turuti, bila melanggar akan di keluarkan dari masyarakat atau di usir dari desa. Walau di sana penuh dengan ajaran islam, namun masyarakatnya masih percaya dengan orang pinter (dukun), karena di sana tidak ada rumah sakit atau dokter.

D.   Stratifikasi sosial
Stratifikasi sosal di desa Sering,bisa di klasifikasikan menjadi 4 kelompok, jika di lihat dari segi sudut pandang Ekonomi, yaitu:
a.      Kelompok Pejabat dan Pegawai
Kelompok pejabat dan pegawai merupakan yang paling di pandang tinggi oleh masyarakat desa Sering, karena mereka di lihat dari segi penghasilan yang sudah terjamin hingga hari tuanya. Apa lagi mereka bisa bekerja di luar pekerjaan itu.
b.      Kelompok Pedagang
Kelompok Pedagang merupakan kelompok yang hampir bisa di samakan dengan pejabat kalau di lihat dari materinya. Cuma kalau pedagang hasil yang di dapat setiap harinya tidak menentu. Pada umumnya kelompok pedagang juga memiliki perkebunan yang luas dan ternak yang di upahkan kepada masyarakat.
c.       Kelompok Petani.
Kelompok ketiga yang mempunyai tingkatan  prekonomian yang kuat adalah para petani(perkebunan).Umumnya petani di desa Sering memiliki perkebunan karet, sawit, cabe, pisang dan ubi.Masyarakat di desa ini juga menanami dengan cara tumpang sari, selain di tanami cabe juga menanam kacang panjang dimana hasilnya juga menjanjikan.
d.      Kelompok Buruh dan Nelayan
Pada kelompok ini,penghasilan mereka tergantung pada kekuatan tenaga dan keahlian dalam bekerja, semangkin kuat dan ahli dalam berkerja maka akan semangkin banyak pula hasil yang mereka dapatkan.Untuk lapangan pekerjaan masih mudah di dapatkan,tergantung pada individu dan etos kerja.Demikian juga hal nya para nelayan,untuk kawasan penangkapan ikan areanya masih sangat luas mereka hanya bersaing dengan desa tetangga. Sebenarnya hasil sungai lumayan besar, namun akibat kemajuan teknologi dan banyaknya perusahaan – perusahaan yang berada di dekat sungai yang menyebabkan terjadinya pencemaran air sungai. Sehingga banyaknya ikan – ikan dan ekosistem sungai terganggu, maka semakin sulitnya mendapatkan ikan.

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. hai Indra, salam kenal, saya nonet.
    tulisan yang bagus dan cukup informatif. kebetulan saya juga akan ada sedikit riset di desa Sering, eh, saya ketemu blog kamu.beruntungnya.
    tanya ya:
    1.apakah nelayan di Sering menjadikan nelayan sebagai mata pencaharian satu-satunya?dan kenapa bgtu?apakah tdk punya lahan?
    2.sebenarnya hasil ikan banyak, tapi telah menurun (akibat polusi,dll, apakah kel.nelayan ini mengalami penurunan tingkat dalam stratifikasi yg kamu buat, atau meskipun jk hasil tdk turun posisi kel. ini akan sama?
    3.aktivitas ekonomi yang paling utama di desa ini apa?pertanian/perikanan?

    BalasHapus