1. STRUKTUR SOSIAL
A. Definisi Struktur Sosial
Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial.
Struktur sosial disebut juga sudut struktural, yaitu jalinan antar unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaedah-kaedah atau norma-norma sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan- lapisan sosial.
Menurut beberapa ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut:
George Simmel: struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
George C. Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
William Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku undividu.
Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan peranan-peranan social.
Menurut beberapa ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut:
George Simmel: struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
George C. Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
William Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku undividu.
Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan peranan-peranan social.
Talcott Parsons: struktur sosial adalah keterkaitan antar manusia yang satu dengan yang lainnya.
Unsur-unsur pokok dari struktur sosial suatu masyarakat terdiri dari:
1. Kelompok-kelompok sosial
2. Lembaga-lembaga sosial atau institusi sosial
3. Kaedah-kaedah atau norma-norma sosial
4. Lapisan-lapisan sosial atau stratifikasi social
I. Kelompok sosial
Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah mahkluk sosial (zoon policticon), Bouman juga mengemukakan bahwa manusia baru menjadi manusia itu hidup dengan manusia lainnya. Soerjono soekanto menulis bahwa di dalam diri manusia pada dasarnya mempunyai keinginan untuk menjadi satu dengan yang lainnya dan keinginan untuk menyatu dengan alam. Menurut soerjono soekanto kumpulan manusia dapat dikatakan sebagai kelompok social dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa ia merupakan sebagian dari kelompok tersebut
b. Ada hubungan timbal balik antara semua anggota
c. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan mereka bertambah erat.
d. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
Menurut Ronald Freedman, terdapat 5 fila dan sub tipe kelompok yaitu:
Ø Primary groups
Keluarga, misalnya yang dianggap bentuk primary group yang utama, Karena faktor saling kenal-mengenal dan bergaul dalam keadaan intim (sekali). pada dasarnya tindakan ditandai dengan keharmonisan, tetapi juga yang ditandai oleh rasa benci dan konflik. Perceraian adalah contoh bahwa untuk menciptakan keharmonisan dalam keluarga itu tiak selalu dapat diwujudkan.
Ø Communities
Merupakan suatu kelompok social yang dapat dinyatakan sebagai “masyarakat setempat”, kelompok yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu dengan batas-batas tertentu pula. Kelompok itu dapat memenuhi kebutuhan hidup dan dilingkupi oleh
perasaan kelompok serta interaksi yang lebih besar di antara para anggotanya. Suatu komunitas besar: jumlah anggota yang lebih besar, wilayah cukup luas. Contoh; suatu kota, Negara bagian,provinsi. Sedangkan komunitas kecil: jumlah anggota tidak sedemikian besar, wilayah relaytif kecil. Contoh; Desa, Kampung, Dusun, Rukun warga.
Ø Associations
Merupakan badan organisatoris yang khusus diadakan oleh manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Yang sifatnya cenderung formal, mempunyai sasaran yang tegas dan susunan yang resmi. Setiap assosiasi mempunyai tujuan tertentu,dan terdapat susunan koordinasi yang telah diformulasikan prosedur yang menentukan hubungan diantara para warga assosiasi. Assosiasi merupakan struktur yang formal, suatu assosiasi tergantung pada kompleksiitas atau keragaman dari fungsi assosiasidalam rangka mencapai tujuannya. Broom dan Selznick menyatakan bahwa elemen struktur formal itu adalah:Pembagian kerja, pendelegasian wewenang, saluran komunikasi, koordinasi. Mereka sering menunjuk pada struktur birokrasi.
Ø Society
Sekelompok orang yang telah menjadi suatu kesatuan wilayah, fungsional, dan cultural. Diikat oleh ikatan-ikatan ketergantungan satu sama lain. Para anggotanya sama-sama mempunyai warisan cultural yang jelas, yang secara unik menjadi kepunyaan sendiri. Misalnya; suatu bangsa, yang didalamnya terdapat berbagai suku bangsa.
Ø Ephemeral groups
Merupakan kelompok-kelompok sementara, dan didalam phylum ini terdapat bebrapa sub tipe yaitu crowds (kerumunana), mobs (gerombolan orang), audiens (hadirin). Dengan tipe ephemeral yang demikian ini, kiranya sulit untuk menerimanya sebagai kelompok social menurut standart sosiologi dengan kriteria yang telah kita sepakati sebelumnya.
II. Lembaga-lembaga sosial atau Institusi sosial
Konsep norma-norma dan kebutuhab masyarakat kiranya menjadi landasan bagi para ahli sosiologi untuk menjelaskan konsep struktur social yang disebut institusi.
a) Keluarga; yang berfungsi untuk melanjutkan keturunan, perawatan terhadap anggota yang sakit atau yang mendapatkan musibah. Sebagai unit ekonomi, terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan pangan, dan dalam hal menetapkan status. Struktur keluarga akan terbangun dari tipe perkawinan yang dilakukan. Organisasi dari berbagai peranan yang berbeda dari para anggota keluarga yang berkenaan dengan anggota keluarga lainnya disebut system keluarga.
b) Institusi Pemerintahan; Institusi yang mempunyai kewenangan untuk memelihara ketertiban, menjalankan administrasi peradilan dan melindungi warga masyarakat dari bahaya luar. Mempunyai hak untuk menggunakan paksaan dan memperluas kekuasaan kepada semua anggota masyarakat merupakan ciri pembela yang ada pada Negara. Dalam bidang ekonomi, mengawasi terhadap aktivitas ekonomi, kebijakan mana yang disebut dengan laiser faire. Struktur pemerintahan yang secara sederhana mungkin hanya terdiri kepala suku yang bersifat turun-temurun dengan keputusan atau ketetapannya ditegakkan oleh masyarakat secara keseluruhan atau mungkin oleh sejumlah fungsionaris yang ditunjuk dengan tugas untuk membentuk undang-undang, menegakannya, menyelesaikan perselisihannya, menetapkan perang dan sebagainya. Monarkhi absolute; struktur pemerintah yang dipegang oleh seorang raja. Sedangkan Monarkhi konstitusional pada dasarnya mempunyai fungsionaris sebagai kepala pemerintahan, tetapi kekuasaan tertinggi ditentukan oleh suatu aturan dasar yang sering disebut undang-undang dasar.
c) Institusi Ekonomi; Berputar sekitar produksi, distribusi, dan konsumsi dari barang atau jasa. Yang berstruktur mungkin relative sangat sederhana, sedikit anggota dan melibatkan sedikit pembagian kerja dengan sedikit organisasi
d) permanen yang dibangun guna menjalankan fungsi khusus. Dengan adanya kemajuan teknologi dan penambahan ketrampilan, merupakan tipe dari pembagian kerja dan akan terjadi spesialisasi.
e) Institusi Religi; memberikan dasar bagi perilaku yang ajeg dalam masyarakat. Dan memberikan sanksi melalaui peraturan, yang pada dasrantya bersifat alami dari tata kelakuan dan merupakan konsensus umum. Dengan demikian, Institusi Religi mempunyai hubungan dengan aktivitas rekreasional suatu badan bagi pengembanagan appresiasi estetika dan sebagai orientasi spiritual terhadap supernatural
III. Norma-norma sosial
Norma-norma merupakan wujud konkrit dari nilai-nilai;pedoman mana berisikan suatu keharusan, kebolehan dan suatu larangan. Emile Durkheim menyatakan bahwa norma-norma social adalah sesuatu yang berada diluar individu. Membatasi mereka dan mengendalikan tingkah laku mereka. Didalam pelaksaan norma ini dubutuhkan kontrol social yang bermanfaat sebagai pengawasan social yaitu suatu system yang mendidik, mengajak, dan bahkan memaksa agar masyarakat berperilaku sesuai norma-norma sosial.
IV. Stratifikasi Sosial
Gejala umum yang dapat di temukan dalam setiap masyarakat, keberadaan dari system ini terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat. Menurut Benard Barber mengemukakan 6 dimensi dari stratifikasi sosial: Prestise jabatan atau pekerjaan, rangking dalam wewenang dan kekuasaan, pendapatan atau kekayaan tahunan, pendidikan atau pengetahuan, kesucian beragama atau pimpinan keagamaan, kedudukan kekerabatan dan kedudukan dalam suku-suku bangsa. Sifat stratifikasi sosial yang cenderung tertutup, yang tidak memungkinkan pindahnya seseorang dari satu lapisan kelapisan yang lain. Sistem ini terlihat pada masyarakat yang sistemnya berkasta, satu-satunya cara hanyalah kelahiran. Berbeda dengan system terbuka, semua anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapannya untuk naik
lapisan. Dengan konsep mobilitas sosial, baik mobilitas horizontal maupun vertikal.
B. . Ciri-ciri Struktur Sosial
1. Muncul pada kelompok masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat.
2. Berkaitan erat dengan kebudayaan
Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb:
a. Keadaan geografis
Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b. Mata pencaharian
Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri.
c. Pembangunan
Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin. Dapat berubah dan berkembang Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
1. Muncul pada kelompok masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat.
2. Berkaitan erat dengan kebudayaan
Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb:
a. Keadaan geografis
Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b. Mata pencaharian
Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri.
c. Pembangunan
Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin. Dapat berubah dan berkembang Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
C. Fungsi Struktur Sosial
1. Fungsi Identitas
1. Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.
2. Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit.
3. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.
2. Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit.
3. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.
I. PROSES SOSIAL
Tidak ada komentar:
Posting Komentar