Laman

SELAMAT DATANG DIBLOGKU, JANGAN LUPA BERIKAN KOMENTARMU

Minggu, 18 Desember 2011

SISTEM SOSIAL INDONESIA SEBAGAI STRUKTUR DAN PROSES SOSIAL


1.     STRUKTUR SOSIAL
A.    Definisi Struktur Sosial
Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial.
Struktur sosial disebut juga sudut struktural, yaitu jalinan antar unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaedah-kaedah atau norma-norma sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan- lapisan sosial.
Menurut beberapa ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut:
 George Simmel: struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
 George C. Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
 William Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku undividu.
 Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan peranan-peranan social
.
Talcott Parsons: struktur sosial adalah keterkaitan antar manusia yang satu dengan yang lainnya.

Unsur-unsur pokok dari struktur sosial suatu masyarakat terdiri dari:
1.      Kelompok-kelompok sosial
2.      Lembaga-lembaga sosial atau institusi sosial
3.      Kaedah-kaedah atau norma-norma sosial
4.      Lapisan-lapisan sosial atau stratifikasi social
                               I.            Kelompok sosial
Aristoteles menyatakan bahwa manusia adalah mahkluk sosial (zoon policticon), Bouman juga mengemukakan bahwa manusia baru menjadi manusia itu hidup dengan manusia lainnya. Soerjono soekanto menulis bahwa di dalam diri manusia pada dasarnya mempunyai keinginan untuk menjadi satu dengan yang lainnya dan keinginan untuk menyatu dengan alam. Menurut soerjono soekanto kumpulan manusia dapat dikatakan sebagai kelompok social dengan persyaratan sebagai berikut:
a.       Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa ia merupakan sebagian dari kelompok tersebut
b.      Ada hubungan timbal balik antara semua anggota
c.       Ada suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan mereka bertambah erat.
d.      Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
Menurut Ronald Freedman, terdapat 5 fila dan sub tipe kelompok yaitu:
Ø  Primary groups
Keluarga, misalnya yang dianggap bentuk primary group yang utama, Karena faktor saling kenal-mengenal dan bergaul dalam keadaan intim (sekali). pada dasarnya tindakan ditandai dengan keharmonisan, tetapi juga yang ditandai oleh rasa benci dan konflik. Perceraian adalah contoh bahwa untuk menciptakan keharmonisan dalam keluarga itu tiak selalu dapat diwujudkan.
Ø  Communities
Merupakan suatu kelompok social yang dapat dinyatakan sebagai “masyarakat setempat”, kelompok yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu dengan batas-batas tertentu pula. Kelompok itu dapat memenuhi kebutuhan hidup dan dilingkupi oleh
perasaan kelompok serta interaksi yang lebih besar di antara para anggotanya. Suatu komunitas besar: jumlah anggota yang lebih besar, wilayah cukup luas. Contoh; suatu kota, Negara bagian,provinsi. Sedangkan komunitas kecil: jumlah anggota tidak sedemikian besar, wilayah relaytif kecil. Contoh; Desa, Kampung, Dusun, Rukun warga.
Ø  Associations
Merupakan badan organisatoris yang khusus diadakan oleh manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Yang sifatnya cenderung formal, mempunyai sasaran yang tegas dan susunan yang resmi. Setiap assosiasi mempunyai tujuan tertentu,dan terdapat susunan koordinasi yang telah diformulasikan prosedur yang menentukan hubungan diantara para warga assosiasi. Assosiasi merupakan struktur yang formal, suatu assosiasi tergantung pada kompleksiitas atau keragaman dari fungsi assosiasidalam rangka mencapai tujuannya. Broom dan Selznick menyatakan bahwa elemen struktur formal itu adalah:Pembagian kerja, pendelegasian wewenang, saluran komunikasi, koordinasi. Mereka sering menunjuk pada struktur birokrasi.
Ø  Society
Sekelompok orang yang telah menjadi suatu kesatuan wilayah, fungsional, dan cultural. Diikat oleh ikatan-ikatan ketergantungan satu sama lain. Para anggotanya sama-sama mempunyai warisan cultural yang jelas, yang secara unik menjadi kepunyaan sendiri. Misalnya; suatu bangsa, yang didalamnya terdapat berbagai suku bangsa.
Ø  Ephemeral groups
Merupakan kelompok-kelompok sementara, dan didalam phylum ini terdapat bebrapa sub tipe yaitu crowds (kerumunana), mobs (gerombolan orang), audiens (hadirin). Dengan tipe ephemeral yang demikian ini, kiranya sulit untuk menerimanya sebagai kelompok social menurut standart sosiologi dengan kriteria yang telah kita sepakati sebelumnya.
                            II.            Lembaga-lembaga sosial atau Institusi sosial
Konsep norma-norma dan kebutuhab masyarakat kiranya menjadi landasan bagi para ahli sosiologi untuk menjelaskan konsep struktur social yang disebut institusi.
a)      Keluarga; yang berfungsi untuk melanjutkan keturunan, perawatan terhadap anggota yang sakit atau yang mendapatkan musibah. Sebagai unit ekonomi, terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan pangan, dan dalam hal menetapkan status. Struktur keluarga akan terbangun dari tipe perkawinan yang dilakukan. Organisasi dari berbagai peranan yang berbeda dari para anggota keluarga yang berkenaan dengan anggota keluarga lainnya disebut system keluarga.
b)      Institusi Pemerintahan; Institusi yang mempunyai kewenangan untuk memelihara ketertiban, menjalankan administrasi peradilan dan melindungi warga masyarakat dari bahaya luar. Mempunyai hak untuk menggunakan paksaan dan memperluas kekuasaan kepada semua anggota masyarakat merupakan ciri pembela yang ada pada Negara. Dalam bidang ekonomi, mengawasi terhadap aktivitas ekonomi, kebijakan mana yang disebut dengan laiser faire. Struktur pemerintahan yang secara sederhana mungkin hanya terdiri kepala suku yang bersifat turun-temurun dengan keputusan atau ketetapannya ditegakkan oleh masyarakat secara keseluruhan atau mungkin oleh sejumlah fungsionaris yang ditunjuk dengan tugas untuk membentuk undang-undang, menegakannya, menyelesaikan perselisihannya, menetapkan perang dan sebagainya. Monarkhi absolute; struktur pemerintah yang dipegang oleh seorang raja. Sedangkan Monarkhi konstitusional pada dasarnya mempunyai fungsionaris sebagai kepala pemerintahan, tetapi kekuasaan tertinggi ditentukan oleh suatu aturan dasar yang sering disebut undang-undang dasar.
c)      Institusi Ekonomi; Berputar sekitar produksi, distribusi, dan konsumsi dari barang atau jasa. Yang berstruktur mungkin relative sangat sederhana, sedikit anggota dan melibatkan sedikit pembagian kerja dengan sedikit organisasi
d)     permanen yang dibangun guna menjalankan fungsi khusus. Dengan adanya kemajuan teknologi dan penambahan ketrampilan, merupakan tipe dari pembagian kerja dan akan terjadi spesialisasi.
e)      Institusi Religi; memberikan dasar bagi perilaku yang ajeg dalam masyarakat. Dan memberikan sanksi melalaui peraturan, yang pada dasrantya bersifat alami dari tata kelakuan dan merupakan konsensus umum. Dengan demikian, Institusi Religi mempunyai hubungan dengan aktivitas rekreasional suatu badan bagi pengembanagan appresiasi estetika dan sebagai orientasi spiritual terhadap supernatural
                         III.            Norma-norma sosial
Norma-norma merupakan wujud konkrit dari nilai-nilai;pedoman mana berisikan suatu keharusan, kebolehan dan suatu larangan. Emile Durkheim menyatakan bahwa norma-norma social adalah sesuatu yang berada diluar individu. Membatasi mereka dan mengendalikan tingkah laku mereka. Didalam pelaksaan norma ini dubutuhkan kontrol social yang bermanfaat sebagai pengawasan social yaitu suatu system yang mendidik, mengajak, dan bahkan memaksa agar masyarakat berperilaku sesuai norma-norma sosial.
                         IV.            Stratifikasi Sosial
Gejala umum yang dapat di temukan dalam setiap masyarakat, keberadaan dari system ini terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat. Menurut Benard Barber mengemukakan 6 dimensi dari stratifikasi sosial: Prestise jabatan atau pekerjaan, rangking dalam wewenang dan kekuasaan, pendapatan atau kekayaan tahunan, pendidikan atau pengetahuan, kesucian beragama atau pimpinan keagamaan, kedudukan kekerabatan dan kedudukan dalam suku-suku bangsa. Sifat stratifikasi sosial yang cenderung tertutup, yang tidak memungkinkan pindahnya seseorang dari satu lapisan kelapisan yang lain. Sistem ini terlihat pada masyarakat yang sistemnya berkasta, satu-satunya cara hanyalah kelahiran. Berbeda dengan  system terbuka, semua anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapannya untuk naik
lapisan. Dengan konsep mobilitas sosial, baik mobilitas horizontal maupun vertikal.
B.     . Ciri-ciri Struktur Sosial

1. Muncul pada kelompok masyarakat
Struktur sosial hanya bisa muncul pada individu-individu yang memiliki status dan peran. Status dan peranan masing-masing individu hanya bisa terbaca ketika mereka berada dalam suatu sebuah kelompok atau masyarakat.
2. Berkaitan erat dengan kebudayaan
Kelompok masyarakat lama kelamaan akan membentuk suatu kebudayaan. Setiap kebudayaan memiliki struktur sosialnya sendiri. Indonesia mempunyai banyak daerah dengan kebudayaan yang beraneka ragam. Hal-hal yang memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia adalah sbb:
a. Keadaan geografis
Kondisi geografis terdiri dari pulau-pulau yang terpisah. Masyarakatnya kemudian mengembangkan bahasa, perilaku, dan ikatan-ikatan kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
b. Mata pencaharian
Masyarakat Indonesia memiliki mata pencaharian yang beragam, antara lain sebagai petani, nelayan, ataupun sektor industri.
c. Pembangunan
Pembangunan dapat memengaruhi struktur sosial masyarakat Indonesia. Misalnya pembangunan yang tidak merata antra daerah dapat menciptakan kelompok masyarakat kaya dan miskin. Dapat berubah dan berkembang Masyarakat tidak statis karena terdiri dari kumpulan individu. Mereka bisa berubah dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Karenanya, struktur yang dibentuk oleh mereka pun bisa berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
C.     Fungsi Struktur Sosial
1. Fungsi Identitas
Struktur sosial berfungsi sebagai penegas identitas yang dimiliki oleh sebuah kelompok. Kelompok yang anggotanya memiliki kesamaan dalam latar belakang ras, sosial, dan budaya akan mengembangkan struktur sosialnya sendiri sebagai pembeda dari kelompok lainnya.
2. Fungsi Kontrol
Dalam kehidupan bermasyarakat, selalu muncul kecenderungan dalam diri individu untuk melanggar norma, nilai, atau peraturan lain yang berlaku dalam masyarakat. Bila individu tadi mengingat peranan dan status yang dimilikinya dalam struktur sosial, kemungkinan individu tersebut akan mengurungkan niatnya melanggar aturan. Pelanggaran aturan akan berpotensi menibulkan konsekuensi yang pahit.
3. Fungsi Pembelajaran
Individu belajar dari struktur sosial yang ada dalam masyarakatnya. Hal ini dimungkinkan mengingat masyarakat merupakan salah satu tempat berinteraksi. Banyak hal yang bisa dipelajari dari sebuah struktur sosial masyarakat, mulai dari sikap, kebiasaan, kepercayaan dan kedisplinan.
I.                  PROSES SOSIAL  

A.    Definisi Proses sosial

Proses Sosial : pengaruh timbal balik antaraDefinisi Proses sosial berbagai segi kehidupan orang per orang atau antar kelompok secara bersama. Misalnya: segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik, segi kehidupan politik dengan kehidupan hukum
Interaksi Sosial sebagai dasar dalam Kehidupan Sosial
Bahwa Interaksi sosial merupakan bentuk utama dari proses sosial, karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor,antara lain faktor imitasi, sugesti, Identifikasi dan simpati. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Imitasi juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan daya kreasi seseorang.
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan dari dirinya kemudian diterima pihak lain. Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Sedangkan simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. 

B.     Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial:
1.    Kontak sosial (social contact), yang dapat berlangsung dalam tiga bentuk.Yaitu antar individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok. Selain itu, suatu kontak dapat pula bersifat langsung maupun tidak langsung.
2.    Komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Kontak dapat terjadi secara langsung, yaitu melalui gerak dari fisikal organisme (“ action of physical organism”), misalnya melalui pembicaraan, gerak isyarat dan secara tidak langsung.
Menurut Kimbal Young, interaksi sosial dapat berlangsung antara:
a. Orang-perorangan dengan kelompok atau kelompok dengan orang-perorangan
b. Kelompok dengan kelompok
c. Orang-perorangan

C.    Ciri-ciri interaksi sosial menurut Charles P.Loomis:
1.      Jumlah pelaku lebih dari dua orang.
2.      Adanya komunikasi antara para pelaku dengan menggunakan simbol-simbol.

3.      Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau, kini, dan akan datang, yang menentukan sifat dari aksi yang sedang berlangsung.
4.      Adanya tujuan-tujuan tertentu. Terlepas dari sama atau tidak sama dengan yang diperkirakan oleh para pengamat.

D.    Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), pertentangan atau pertikaian (conflict), dan akomodasi.
Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial yaitu proses asosiatif (akomodasi, asimilasi dan akulturasi) dan proses disosiatif (persaingan, persaingan yang meliputi kontraversi dan pertentangan atau pertikaian(conflict)
Proses-proses yang Asosiatif
a)      Kerja Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lainnya.
Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley “kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-

kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam kerjasama yang berguna”
Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan :
1.    Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
2.    Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa
3.    Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
4.    Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.
Ada 5 bentuk kerjasama :
1.    Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong
2.    Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
3.    Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
4.    Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karena maksud utama adalah untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
5.    Joint venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.
b)      Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujuk pada suatu keadaan dan untuk menujuk pada suatu proses. Sebagai suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
                                                                         
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
1.    Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham
2.    Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer
3.    Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta.
4.    mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.
Bentuk-bentuk Akomodasi
1.    Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan
2.    Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3.    Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
4.    Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
5.    Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
6.    Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
                                                                      
7.    Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan
Hasil-hasil Akomodasi
a.    Akomodasi dan Integrasi Masyarakat
Akomodasi dan intergrasi masyarakat telah berbuat banyak untuk menghindarkan masyarakat dari benih-benih pertentangan laten yang akan melahirkan pertentangan baru.
b.    Menekankan Oposisi
Sering kali suatu persaingan dilaksanakan demi keuntungan suatu kelompok tertentu dan kerugian bagi pihak lain
a.    Koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda
b.    Perubahan lembaga kemasyarakatan agar sesuai dengan keadaan baru atau keadaan yang berubah
c.    Perubahan-perubahan dalam kedudukan
d.    Akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi
Dengan adanya proses asimilasi, para pihak lebih saling mengenal dan dengan timbulnya benih-benih toleransi mereka lebih mudah untuk saling mendekati.

c)      Asimilasi (Assimilation)
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Proses Asimilasi timbul bila ada :
1.    Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya
2.    orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga

3.    kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri
Beberapa bentuk interaksi sosial yang memberi arah ke suatu proses asimilasi (interaksi yang asimilasi) bila memiliki syarat-syarat berikut ini:
1.    Interaksi sosial tersebut bersifat suatu pendekatan terhadap pihak lain, dimana pihak yang lain tadi juga berlaku sama
2.    interaksi sosial tersebut tidak mengalami halangan-halangan atau pembatasan-pembatasan
3.    Interaksi sosial tersebut bersifat langsung dan primer
4.    Frekuaensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta ada keseimbangan antara pola-pola tersebut. Artinya, stimulan dan tanggapan-tanggapan dari pihak-pihak yang mengadakan asimilasi harus sering dilakukan dan suatu keseimbangan tertentu harus dicapai dan dikembangankan.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :
1.    Toleransi
2.    kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
3.    sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4.    sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5.    persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6.    perkawinan campuran (amaigamation)
7.    adanya musuh bersama dari luar
Faktor umum penghalangan terjadinya asimilasi:
1.    Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
2.    kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga
3.    perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
4.    perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
5.    Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi
                                                                       
6.    In-Group-Feeling yang kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi. In Group Feeling berarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
7.    Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
8.    faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi.
Proses-proses Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahuan, oposisi proses-proses yang disosiatif dibedakan dalam tiga bentuk, yaitu :
a.Persaingan (Competition)
suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan mempunyai dua tipe umum :
1.    Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
2.    Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
Bentuk-bentuk persaingan :
1.    Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen
                                                                          
2.    Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst.
3.    Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
4.    Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
Persaingan dalam batas-batas tertentu dapat mempunyai beberapa fungsi :
1.    Menyalurkan keinginan individu atau kelompok yang bersifat kompetitif
2.    Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan serta nilai-nilai yang pada suatu masa medapat pusat perhatian, tersalurkan dengan baik oleh mereka yang bersaing.
3.    Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar seks dan sosial. Persaingan berfungsi untuk mendudukan individu pada kedudukan serta peranan yang sesuai dengan kemampuannya.
4.    Sebagai alat menyaring para warga golongan karya (”fungsional”)
Hasil suatu persaingan terkait erat dengan pelbagai faktor berikut ini:
1.    Kerpibadian seseorang
2.    Kemajuan : Persaingan akan mendorong seseorang untuk bekerja keras dan memberikan sahamnya untuk pembangunan masyarakat.
3.    Solidaritas kelompok : Persaingan yang jujur akan menyebabkan para individu akan saling menyesuaikan diri dalam hubungan-hubungan sosialnya hingga tercapai keserasian.
4.    Disorganisasi : Perubahan yang terjadi terlalu cepat dalam masyarakat akan mengakibatkan disorganisasi pada struktur sosial.
b. Kontravensi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 5 :
                                                                         
1.    yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes2.    yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban pembuktian pada pihak lain, dst.
3.    yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang mengecewakan pihak lain
4.    yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat.
5.    yang taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
1.    Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat
2.    Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
3.    Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.
Tipe Kontravensi :
1.    Kontravensi antarmasyarakat setempat, mempunyai dua bentuk :

a.    Kontavensi antarmasyarakat setempat yang berlainan (intracommunity struggle)
b.    Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat (intercommunity struggle)
2.    Antagonisme keagamaan
3.    Kontravensi Intelektual
, sikap meninggikan diri dari mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi atau sebaliknya
4.    Oposisi moral, erat hubungannya dengan kebudayaan.
c.Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pribadi maupun kelompok menydari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
                                                                        
Sebab musabab pertentangan adalah Perbedaan antara individu, Perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahan sosial.
Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat. Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus:
1.    Pertentangan pribadi
2.    Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan
3.    Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
4.    Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
5.    Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara
Akibat-akibat bentuk pertentangan:
1.    Tambahnya solidaritas in-group
2.    Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
3.    Perubahan kepribadian para individu
4.    Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
5.    Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak
Baik persaingan maupun pertentangan merupakan bentuk-bentuk proses sosial disosiatif yang terdapat pada setiap masyarakat.

1.    KESIMPULAN
Proses sosial merupakan susunan sosial yang membentuk kelompok sosial masyarakat sedangkan Interaksi sosial sendiri ialah syarat utama terjadinya aktivitas sosial dan dalam bentuk yang lazim adalah proses sosial.Interaksi sosial merupakan dasar proses sosial dalam bentuk hubungan sosial yang dinamis

DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soejono. 1995. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
B.Taneko, Soleman. 1948. Struktur dan Proses Sosial. Jakarta: CV.Rajawali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar