Laman

SELAMAT DATANG DIBLOGKU, JANGAN LUPA BERIKAN KOMENTARMU

Kamis, 22 Desember 2011

PERAN PASAR BERINGHARJO SEBAGAI PASAR WISATA KOTA YOGYAKARTA


Yogyakarta merupakan  salah satu tujuan wisata di Indonesia. Selain dikenal sebagai  Kota pelajar juga dikenal sebagai salah tempat wisata  dengan berbagai keunikan yang menjadi daya tarik para wisatawan dari berbagai daerah baik lokal maupun mancanegara.
Salah satu tempat pariwisata  yang cukup banyak diminati pengunjung luar daerah Yogyakarta adalah Pasar Beringharjo. Keunikan dari tempat ini adalah Pasar Beringharjo merupakan pusat kegiatan ekonomi masyarakat Yogyakarta selama ratusan tahun dan keberadaannya mempunyai makna filosofis yang membuatnya ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Pasar Beringharjo berada di Jl. A. Yani No. 16. Pasar ini merupakan pasar tertua di kota Yogyakarta yang masih hidup hingga kini. Sekalipun pasar tradisional namun bagi masyarakat Yogja, pasar ini tidak mungkin akan tergusur oleh kehadiran banyak mall yang kini bermunculan di Yogja. Keberadaannya justru semakin menegaskan kekhasan kota Yogja sebagai kota yang klasik, romantis namun tidak ketinggalan zaman. Pasar ini memiliki sejarah yang cukup panjang di dalam perkembangan kota Yogyakarta sendiri. Pasar Beringharjo menyediakan batik, sepatu dan tas, sembako, bahan dasar jamu tradisional maupun barang antik. Alasan banyak orang suka berbelanja disini cukup sederhana, yakni bisa tawar-menawar sesuka hati. Selain itu pasar ini juga sangat terkenal sebagai pusatnya berbagai macam jajanan pasar khas jogja yang rasanya tidak kalah lezat dengan panganan modern. Tak Cuma lezat, makanan tradisional ini pun dikemas dengan cara tradisional dan harganya pun murah. Di depan bagian pasar, kita dapat menemukan kue kipo makanan khas kota gede yang terbuat dari tepung ketan, pecel urap yang dipincuk dengan daun pisang, mendut dan mega mendhung, wajik dan sagon, sate manis, gado-gado, krasikan, klepon, ketan bakar, buntil, ada juga lemoro yakni panganan yang terbuat dari beras ketan dan diisi daging yang dicacah hampir mirip dengan lemper yang juga dibungkus dengan daun pisang  dan dikukus. Di Pasar Beringharjo juga ada es cendol, es pisang hijau ataupun es kelapa muda (  Suryo sukendro,  2009 ).

Pasar Beringharjo sebagai salah satu pasar tradisional yang ada di Yogyakarta memiliki peranan yang juga tidak kalah penting karena Pasar ini memiliki daya tarik tersendiri bagi pengunjung karena memang letaknya yang sangat strategis yaitu dikawasan Malioboro. Hal ini yang membuat Pasar Beringharjo sangat penting bagi kemajuan perekonomian masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya yang mencari nafkah disini baik sebagai pedagang, penjual jasa dan lain-lain.
Maka usaha yang dapat dilakukan agar  Pasar Beringharjo selalu ramai dengan pengunjung dengan menjaga kenyamanan Pasar Beringharjo sebagai salah satu pasar tradisional yang  menjadi ciri khas kota Yogyakarta selain itu menjaga kelestarian Pasar Beringharjo agar harus mampu bertahan di tengah gempuran pasar modern yang sekarang ini telah menggeser kejayaan pasar tradisional lainnya.
  1. Sejarah Pasar Beringharjo
Sejarah Pasar Beringharjo berawal ketika Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat baru berdiri tahun 1758. Sang Sultan pun mencari lokasi di sekitar keraton dan dipilihlah tempat yang kala itu merupakan hutan beringin. Maka dari itu dinamakan Beringharjo dimana Bering merupakan pohon beringin dan Harjo merupakan makmur. Kira-kira terjemahan bebasnya adalah pasar yang akan selalu memberikan kemakmuran dan keberkahan bagi para warganya. Pembangunan pasar ini merupakan salah satu bagian dari rancang bangun pola tata kota Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, yang biasa disebut pola Catur Tunggal dengan cakupan empat hal, yakni keraton sebagai pusat pemerintahan, alun-alun sebagai ruang publik, masjid sebagai tempat ibadah, dan pasar sebagai pusat transaksi ekonomi. Secara penempatan, Pasar Beringharjo berada di bagian luar bangunan Keraton Yogyakarta (njobo keraton), tepatnya di utara Alun-alun Utara. Wilayah ini kemudian dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. Ratusan tahun kemudian Keraton Yogyakarta memandang perlu membangun pasar yang lebih representatif. Oleh sebab itu, pada 24 Maret 1925, Nederlansch Indisch Beton Maatschappij (Perusahaan Beton Hindia Belanda) ditugaskan membangun los-los pasar. Pada akhir Agustus 1925, 11 kios telah terselesaikan dan yang lainnya menyusul secara bertahap. Sejak itulah Pasar Beringharjo terus berkembang sampai sekarang yang berdampingan persis dengan Malioboro, salah satu ikon nya kota Yogyakarta. Karena lokasinya itulah hampir tiap hari tidak pernah sepi oleh pengunjung. Yang paling menarik dan ramai pengunjung adalah sisi pasar bagian barat yang menjual berbagai macam jenis batik dari baju, kaos, kain batik, sarimbit, semuanya ada disana.

  1. Gambaran  umum Pasar Beringharjo
Pasar Beringharjo merupakan pusat kegiatan ekonomi masyarakat Yogyakarta selama ratusan tahun dan keberadaannya mempunyai makna filosofis. Pasar yang telah berkali-kali dipugar ini melambangkan satu tahapan kehidupan manusia yang masih berkutat dengan pemenuhan kebutuhan ekonominya.
Pasar Beringharjo dibangun tak lama setelah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat berdiri tahun 1758. Beringharjo yang secara harafiahnya hutan pohon beringin yang diharapkan memberikan kesejahteraan bagi warga Jogja. Beringharjo merupakan pasar pertama dan utama. Surga pelancong pemburu soevenir dengan harga miring, ada yangko, emping, peyek tumpuk, wingko, ampyang, dsb ( Syafaruddin Murbawono, 2009 )
Pasar beringharjo surga penikmat “jajan pasar”. Pasar Beringharjo berada di Jl. A. Yani No. 16. Pasar ini merupakan pasar tertua di kota Yogyakarta yang masih hidup hingga kini. Sekalipun pasar tradisional namun bagi masyarakat Jogja, pasar ini tidak mungkin akan tergusur oleh kehadiran banyak mall yang kini bermunculan di Yogja. Keberadaannya justru semakin menegaskan kekhasan Yogja sebagai kota yang klasik, romantis namun tidak ketinggalan zaman. Pasar ini memiliki sejarah yang cukup panjang di dalam perkembangan kota Yogyakarta sendiri. Pasar Beringharjo menyediakan batik, sepatu dan tas, sembako, bahan dasar jamu tradisional maupun barang antik. Alasan banyak orang suka berbelanja disini cukup sederhana, yakni bisa tawar-menawar sesuka hati. Selain itu pasar ini juga sangat terkenal sebagai pusatnya berbagai macam jajanan pasar khas Yogja yang rasanya tidak kalah lezat dengan panganan modern. Tak Cuma lezat, makanan tradisional ini pun dikemas dengan cara tradisional dan harganya pun murah. Di depan bagian pasar, kita dapat menemukan kue kipo makanan khas kota gede yang terbuat dari tepung ketan, pecel urap yang dipincuk dengan daun pisang, mendut dan mega mendhung, wajik dan sagon, sate manis, gado-gado, krasikan, klepon, ketan bakar, buntil, ada juga lemoro yakmi panganan yang terbuat dari beras ketan dan diisi daging yang dicacah hampir mirip dengan lemper yang juga dibungkus dengan daun pisang  dan dikukus. Di Pasar Beringharjo juga ada es cendol, es pisang hijau ataupun es kelapa muda (  Suryo sukendro,  2009 ).
Beberapa  pekerjaan  yang digeluti oleh masyarakat, baik itu masyarakat lokal maupun pendatang antara lain :
·         Penjual batik baik itu baju maupun bahan. Tidak hanya itu tetapi juga tas dan lain sebagainya yang menggunakan bahan bermotif batik. Sebagian besar pedagang di Pasar Beringharjo memang menjual batik oleh karena itu pasar tersebut di kenal sebagai pusat atau sentra penjualan batik di Yogyakarta.
·         Penjual hanger kerudung. Kita mudah menemukan penjual hanger ini di pintu atau gerbang masuk Pasar.
·         Di pasar bringharjo juga terdapat pedagang jual beli emas dan perak yang banyak ditemukan di sudut-sudut pasar.
·         Penjual sepatu, sandal dan tas.
·         Penjual kerudung dan busana muslim berada di lantai 2 pasar Beringharjo, yang menyediakan banyak pilihan model kerudung dan busana muslim.
·         Pasar Beringharjo sebelah timur menjual bahan-bahan pembuatan jamu, kerajianan tangan, dan aneka macam bumbu masak.
·         Dan masih banyak lagi.
Barang yang diperjual belikan tersebut ada yang di datangkan oleh pemasok ,dan barang yang telah ada dan belum laku dijual biasanya di simpan tetapi untuk barang-barang yang tahan lama, dan untuk barang-barang yang tidak tahan lama biasanya langsung diambil oleh pemasoknya,dan untuk distibusi ini tentu memerlukan biaya pengangkutan. Besarnya biaya biasanya berdasarkan kesepakatan kedua pihak. Tetapi ada barang dagangan yang langsung didatangkan oleh penjualnya misalnya pedagang tomat mendatangkan barang dagangannya dari Munthilan dengan menggunakan Motor dan memerlukan biaya angkut kira-kira Rp 10.000.00 sekali angkut.
Untuk dapat memperlancar antara penjual dan pembeli dalam transasksi jual beli di pasar Bringharjo , tidak asing bagi warga Yogyakarta dan sekitarnya. Karena pusat pertumbuhan ekonomi mikro di daerah Yogyakarta ada di pasar Bringharjo. Untuk warga di luar dari Yogyakarta baik daerah-daerah lain di indonesia maupun luar negeri, mereka dapat dilihat melalui peta kota Yogyakarta dengan internet,maupun pampelet, serta melalui radio FM Yogyakarta.
Sedangkan mata pencaharian dengan menjual jasa yang ada di pasar Beringharjo  antara lain kusir andong, tukang becak, kuli panggul, penjaga WC, dan satpam. Orang yang yang menekuni pekerjaan sebagai kuli panggul kebanyakan berasal dari luar daerah seperti Kulonprogo, Wates dan sampai ke Wonosari. Para kuli panggul biasanya tidur di pinggir-pinggir jalan dan tidak sedikit juga yang tidur di pasar tepatnya di lantai tiga sebelah timur, karena mereka tidak ngekos atau mempunyai rumah pribadi disekitar pasar Beringharjo. Kuli panggul sendiri merupakan pelayanan jasa angkut, sehingga upah mereka setiap kali angkut ialah seikhlasnya, mereka tidak mematok harga dan mereka mau di bayar Rp.1000,00 sekalipun. Bagi mereka pekerjaan yang mereka lakukan selama ini telah memberi kepuasan tersendiri, dan ternyata mereka bisa bertahan hidup meskipun penghasilannya kecil bahkan tak menentu. Kebanyakan kuli panggul itu sendiri sudah tua, tetapi mereka masih sangat kuat untuk memikul beban yang sangat berat, karena kebanyakan dari mereka telah bekerja sebagai kuli panggul sejak masih muda sehingga sudah terbiasa.
Namun dari semua daya tarik yang ditawarkan Pasar Beringharjo  ternyata masih ada yang perlu diperbaiki menurut penulis. Hal ini terihat dari banyaknya pengamen dan pengemis yang mengamen di depan Pasar Beringharjo,memang pengamen tersebut tidak masuk kedalam Pasar Beringharjo tersebut namun pada saat kita sedang menikmati jajanan pasar yang berada di depan Pasar Beringharjo kenyamanan kita agak terganggu dengan kedatangan pengamen tersebut,lebih parahnya lagi pengamen tersebut tidak mau pergi apabila belum diberi uang bahkan ada seorang pengemis yang mengumpat-umpat bila tidak diberi uang.Tentu saja itu menjadi keprihatinan tersendiri karena Pasar Beringharjo tidak hanya dikunjungi oleh Wisatawan lokal namun juga mancanegara.

PENGARUH ADANYA PASAR BERINGHARJO TERHADAP MASAYARAKAT SEKITAR
1.      Faktor dan Proses Perubahan
Stimulus yang mendorong perubahan pada pasar Beringharjo tersebut adalah kebijakan pemerintah untuk melokalisasikan pasar beringharjo dan mengembangkan daerah di wilayah Yogyakarta. Stimulus tersebut mendapatkan respon positif dari masyarakat sehingga mekanisme perubahan berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan. Tanggapan dari masyarakat luar pun sangat baik. Mereka lebih diuntungkan dengan adanya lokalisasi Pasar beringahrjo ini dan merasa lebih nyaman untuk berkunjung ke pasar tersebut.
Tanggapan baik dari masyarakat sekitar Pasar Beringharjo maupun masyarakat luar merupakan salah satu unsur yang menimbulkan kestabilan dari proses perubahan sosial di daerah Yogyakarta tersebut. Koordinasi dari pemerintah daerah untuk mengembangkan pasar beserta obyek wisata tersebut seperti pemberdayaan masyarakat sekitar sebagai pengelola sangat baik dan mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Dengan adanya Pasar beringharjo  masyarakat di sekitas Pasar juga terkena dampak tersebut, dimana mereka juga mengharapkan keuntungan ekonomis untuk menambah penghasilan mereka. Mereka juga menjadi salah satu agen yang mendorong kemajuan adanya Pasar Beringharjo.
2.      Pengaruh Positif
Dengan adanya Pasar Beringharjo  membawa perubahan yang cukup berarti dalam hal ekonomi seperti  mata pencaharian penduduk sekitar Pasar Beringharjo.
Melihat dari segi perkembangan perekonomian yang akan dibawa dengan adanya Pasar Beringharjo di daerah Yogyakarta, perekonomian yang terjadi pada masyarakat sekitar maupun dari pedagang secara berkala pasti akan mengalami perkembangan. Hal ini akan membawa dampak yang lebih luas lagi pada pedapatan daerah Yogyakarta. Memandang dari bentuk proses yang terjadi, keterbukaan serta peran serta masyarakat dalam menanggapi adanya wacana sarana baru ini juga akan mengubah cara pandang masyarakat mengenai interaksi yang terjadi diantara pengunjung maupun masyarakat sekitar. Pengunjung Pasar Beringharjo yang tidak hanya berasal dari Yogyakarta namun juga dari mancanegara yang akan membawa dampak berupa kemampuan yang harus dimiliki oleh masyarakat sekitar, seperti  menuntut mereka untuk berlatih bahasa asing atau secara umum bahasa Inggris.
3.      Pengaruh Negatif
Dampak dari adanya Pasar Beringharjo adanya Kriminalitas walaupun tidak nampak secara signifikan namun juga secara terselubung bertambah. Seperti adanya pencopet di dalam pasar terutama pada saat ramai pengunjung. Para pencopet tersebut mencari kesempatan di tengah hiruk pikuk pasar dan lengahnya pengunjung menyaksikan dan melihat-lihat barang-barang yang beraneka warna.
Fakta-fakta terebut membuktikan bahwa dengan adanya pasar Beringahrjo di daerah Yogyakarta tersebut memicu terjadinya perubahan sosial pada masyarakat di sekitar pasar. Perubahan tersebut terutama terjadi pada bidang ekonomi masyarakat. Masyarakat menjadi memiliki pekerjaan yang dapat mengangkat kehidupan ekonomi mereka dibandingkan dengan sebelum adanya pasar tersebut. Pengaruh adanya Pasar Beringharjo  juga terlihat dari interaksi yang masyarakat selkitar yang bertambah, mereka yang dahulu hanya berinteraksi dengan masyarkat lokal sekarang mulai berinteraksi dengan masyarakat yang lebh kompleks.
Dengan demikian kemajuan yang terjadi di daerah sekitar Pasar Beringharjo  Yogyakarta akan dicapai melalui proses perubahan sosial yang terjadi. Walaupun terdapat dampak negatif dari pindahnya pasar hewan Ngasem ke Dongkelan. Masyarakat lebih memaknainya pada dampak positifnya kerena dampak positif yang terjadi lebih signifikan dari pada dampak negatifnya. 

SIMPULAN
Pasar Beringharjo merupakan pusat kegiatan ekonomi masyarakat Yogyakarta selama ratusan tahun dan keberadaannya mempunyai makna filosofis. Pasar yang telah berkali-kali dipugar ini melambangkan satu tahapan kehidupan manusia yang masih berkutat dengan pemenuhan kebutuhan ekonominya.
Dengan adanya Pasar beringharjo  masyarakat di sekitas Pasar juga terkena dampak tersebut, dimana mereka juga mengharapkan keuntungan ekonomis untuk menambah penghasilan mereka. Mereka juga menjadi salah satu agen yang mendorong kemajuan adanya Pasar Beringharjo.Dengan Demikian tentu menambah penghasilan kota Yogyakarta karena pengunjung pasar Beringharjo tidak hanya Wisatawan local namun juga mancanegara selaiin itu.
Perubahan dengan adanya Pasar Beringharjo di daerah Malioboro Yogyakarta ini nantinya akan membawa kemjuan yang berarti bagi masyarakat sekitarnya dan dapan menjadi salah satu aset penting bagi pertumbuhan perekonomian Yogyakarta pada umumnya. Selain itu dengan adanya Pasar Beringharjo  yang dijadikan obyek wisata dapat menambah referensi baru bagi turis baik dari dalam mauun luar negeri yang ingin menikmati suasana lain dari kota Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA
Soerjono Soekanto.1982.Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta: PT Raja Grafindo.
                             .1983.Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial.Jakarta: Ghalia Indonesia.
Soleman B. Taneko.1984.Struktur dan Proses Sosial:Suatu Pengantar Sosiologi     Pembangunan.Jakarta: CV. Rajawali.
Sztompka, Piotr.1993.Sosiologi Perubahan Sosial(ed.).Jakarta: Prenada Media.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar