Dalam Undang- Undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 Pasal 2, guru dikatakan sebagai tenaga profesional yang mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Adapun peran guru ialah mengatur kegiatan belajar siswa, memanfaatkan lingkungan baik ada di kelas maupun yang ada di luar kelas, dan memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, serta dorongan kepada siswa. Selain itu guru dapat berfungsi sebagai pembuat keputusan yang berhubungan dengan perencanaan, implementasi atau pelaksanaan dan penilaian (evaluasi) atau pengendalian.
Laman
Selasa, 27 Desember 2011
Kamis, 22 Desember 2011
PERAN PASAR BERINGHARJO SEBAGAI PASAR WISATA KOTA YOGYAKARTA
Yogyakarta merupakan salah satu tujuan wisata di Indonesia. Selain dikenal sebagai Kota pelajar juga dikenal sebagai salah tempat wisata dengan berbagai keunikan yang menjadi daya tarik para wisatawan dari berbagai daerah baik lokal maupun mancanegara.
Salah satu tempat pariwisata yang cukup banyak diminati pengunjung luar daerah Yogyakarta adalah Pasar Beringharjo. Keunikan dari tempat ini adalah Pasar Beringharjo merupakan pusat kegiatan ekonomi masyarakat Yogyakarta selama ratusan tahun dan keberadaannya mempunyai makna filosofis yang membuatnya ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Pasar Beringharjo berada di Jl. A. Yani No. 16. Pasar ini merupakan pasar tertua di kota Yogyakarta yang masih hidup hingga kini. Sekalipun pasar tradisional namun bagi masyarakat Yogja, pasar ini tidak mungkin akan tergusur oleh kehadiran banyak mall yang kini bermunculan di Yogja. Keberadaannya justru semakin menegaskan kekhasan kota Yogja sebagai kota yang klasik, romantis namun tidak ketinggalan zaman. Pasar ini memiliki sejarah yang cukup panjang di dalam perkembangan kota Yogyakarta sendiri. Pasar Beringharjo menyediakan batik, sepatu dan tas, sembako, bahan dasar jamu tradisional maupun barang antik. Alasan banyak orang suka berbelanja disini cukup sederhana, yakni bisa tawar-menawar sesuka hati. Selain itu pasar ini juga sangat terkenal sebagai pusatnya berbagai macam jajanan pasar khas jogja yang rasanya tidak kalah lezat dengan panganan modern. Tak Cuma lezat, makanan tradisional ini pun dikemas dengan cara tradisional dan harganya pun murah. Di depan bagian pasar, kita dapat menemukan kue kipo makanan khas kota gede yang terbuat dari tepung ketan, pecel urap yang dipincuk dengan daun pisang, mendut dan mega mendhung, wajik dan sagon, sate manis, gado-gado, krasikan, klepon, ketan bakar, buntil, ada juga lemoro yakni panganan yang terbuat dari beras ketan dan diisi daging yang dicacah hampir mirip dengan lemper yang juga dibungkus dengan daun pisang dan dikukus. Di Pasar Beringharjo juga ada es cendol, es pisang hijau ataupun es kelapa muda ( Suryo sukendro, 2009 ).
Selasa, 20 Desember 2011
NORMA DAN LEMBAGA SOSIAL
A. Pengertian Norma
Supaya hubungan antarmanusia di dalam suatu masyarakat terlaksana sebagaimana yang diharapkan, maka dalam masyarakat dibuatlah norma-norma masyarakat. Norma-norma tersebut mulanya terbuat secara tidak sengaja, namun lama-kelamaan norma-norma tersebut dibuat secara sadar. Norma-norma yang merupakan pedoman perilaku itu sebenarnya bersumber dari nilai-nilai yang ada dalam masyarakat itu sendiri.
Alvin L. Betrand mendefinisikan norma sebagai suatu standar tingkah laku yang terdapat di dalam masyarakat. Ia mengatakan bahwa norma sebagai suatu bagian dari kebudayaan non materi, norma-norma tersebut menyatakan konsepsi-konsepsi teridealisasai dari tingkah laku yang sebenarnya dipandang sebagai suatu aspek dari suatu organisasai sosial.
Emile Durkheim norma-norma sosial itu adalah sesuatu yang berada di luar individu. Norma sosial membatasi dan mengendalikan tingkah laku mereka.
Secara umum, norma merupakan suatu standar hidup atau patokan yang membatasi tingkah laku masyarakat untuk mencapai suatu keteraturan yang disertai dengan tekanan sosial terhadap setiap anggota masyarakat untuk manjalankannya dan sanksi bagi yang malanggarnya.
Minggu, 18 Desember 2011
SISTEM SOSIAL INDONESIA SEBAGAI STRUKTUR DAN PROSES SOSIAL
1. STRUKTUR SOSIAL
A. Definisi Struktur Sosial
Secara harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial.
Struktur sosial disebut juga sudut struktural, yaitu jalinan antar unsur-unsur sosial yang pokok yaitu kaedah-kaedah atau norma-norma sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial serta lapisan- lapisan sosial.
Menurut beberapa ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut:
George Simmel: struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
George C. Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
William Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku undividu.
Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan peranan-peranan social.
Menurut beberapa ahli sosiologi merumuskan definisi struktur sosial sebagai berikut:
George Simmel: struktur sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya.
George C. Homans: struktur sosial merupakan hal yang memiliki hubungan erat dengan perilaku sosial dasar dalam kehidupan sehari-hari.
William Kornblum: struktur sosial adalah susunan yang dapat terjadi karena adanya pengulangan pola perilaku undividu.
Soerjono Soekanto: struktur sosial adalah hubungan timbal balik antara posisi-posisi dan peranan-peranan social.
Talcott Parsons: struktur sosial adalah keterkaitan antar manusia yang satu dengan yang lainnya.
Sabtu, 17 Desember 2011
KEBUDAYAAN
A. Ruang Lingkup dan Pengertian Kebudayaan
Manusia dengan kemampuan akal atau budinya telah mengembangkan berbagai macam sistem tindakan demi keperluan hidupnya. Namun demikian berbagai sistem tindakan tadi harus dibiasakan dengan belajar sejak ia lahir selama hidupnya, sampai ia mati. Hal itu karena kemampuan untuk melaksanakan semua sistem tindakan itu tidak terkandung dalam gen-nya, jadi tidak dibawa olehnya besama lahirnya.
Dalam ilmu antropologi yang telah menjadikan berbagai cara hidup manusia dengan berbagai macam sistem tindakan tadi sebagai objek penelitian dan analisanya, aspek belajar itu merupakan aspek yang sangat penting.
Menurut ilmu antropologi,” Kebudayaan” adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Hal itu berarti hampir sebagian besar dari tindakan manusia adalah kebudayaan.
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta “buddhayah” yaitu jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal.
Jumat, 16 Desember 2011
PRASANGKA, DISKRIMINASI, dan INTEGRASI MASYARAKAT
Ø Prasangka
Prasangka atau prejudice berasal dari kata latin prejudicium,yang pengertiannya sekarang mengalami perkembangan sebagai berikut:
- Semula diartikan sebagai suatu preseden, artinya keputusan diambil atas dasar pengalaman yang lalu.
- Dalam bahasa inggris mengandung arti pengambilan keputusan tanpa penelitian dan pertimbangan yang cermat, tergesa-gesa atau tidak matang.
- Untuk mengatakan prasangka dipersyaratkan pelibatan unsur emosional(suka-tidak suka)dalam keputusan yang telah diambil tersebut.
Ø Diskriminasi
Diskriminasi dapat diartikan sebagai sebuah perlakuan terhadap individu secara berbeda dengan berdasarkan pada gender, ras, agama, umur, atau karakteristik yang lain. Diskriminasi merupakan perilaku prejudice yang dilakukan secara nyata.
Ø Integrasi masyarakat
Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga, dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama-sama dijunjung tinggi. Dalam hal ini terjadi akomodasi, asimilasi dan berkurangnya prasangka-prasangka diantara anggota masyarakat secara keseluruhan.
Rabu, 14 Desember 2011
STRATIFIKASI SOSIAL DAN MOBILITAS SOSIAL
Sratifikasi sosial
A. Pengertian Stratifikasi (pelapisan) Sosial
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarkat ke dalam kelas-kelas secara hierarkis (bertingkat). Ada beberapa pendapat tentang stratifikasi sosial : Menurut Max Weber, stratifikasi sosial adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarki menurut dimensi kekuasaan privelese dan prestise. Sedangkan James C. Scot, mengatakan bahwa sistem pelapisan sosial akan melahirkan mitos atau rasionalnya sendiri untuk menerangkan apa sebabnya orang tertentu harus di anggap lebih tinggi kedudukannya dari orang lain.
B. Proses Terjadinya Stratfikasi (lapisan) Sosial
Sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Pembentuk sistem lapisan tersebut ialah kepandaian, tingkat umur (yang senior), dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu. Akan tetapi, ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Hal itu biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang resmi dalam organisasi-organisasi formal seperti pemerintahan, perusahaan, partai politik, angkatan bersenjata atau perkumpulan.
Senin, 12 Desember 2011
POLITIK MULTIKULTURALISME
A. Multikulturalisme
Akar kata multikulturalisme adalah kebudayaan. Secara etimologis,multikulturalisme dibentuk dari kata multi yang artinya banyak atau beragam, kultural yang berarti budaya atau kebudayaan dan isme yang berarti aliran atau paham.Secara hakiki dalam kata tersebut terkandung pengakuan akan martabat manusia yang hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaannya masing-masing yang unik.
Multikulturalisme adalah paradigma yang menganggap adanya kesetaraan antar ekspresi budaya yang plural, selain itu multikulturalisme adalah sebuah filosofi terkadang ditafsirkan sebagai ideologi yang menghendaki adanya persatuan dari berbagai kelompok kebudayaan dengan hak dan status sosial politik yang sama dalam masyarakat modern.
Menurut Parsudi Suparlan (2002) akar kata dari multikulturalisme adalah kebudayaan, yaitu kebudayaan yang dilihat dari fungsinya sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Menurut Prof Dr. Bakdi Soemanto, multikulturalisme adalah pandangan saling menghargai dan menghormati dalam perbedaan dan bukan sekadar toleransi.
Konsep multikulturalisme tidaklah dapat disamakan dengan konsep keanekaragaman secara suku bangsa atau kebudayaan suku bangsa yang menjadi ciri masyarakat majemuk, karena multikulturalisme menekankan keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan. Multikulturalisme mengajarkan kepada kita bagaimana perbedaan yang ada tidak menjadi suatu hal yang dapat menyebabkan perpecahan atau konflik.Mengutip S. Sapta atmaja dari buku Multiculturalisme Educations: A Teacher Guide To Linking Context, Process And Content karya Hilda Hernandes, bahwa multikulturalisme adalah bertujuan untuk kerjasama, kesederajatan dan mengapresiasi dalam dunia yang kian kompleks dan tidak monokultur lagi.
Minggu, 11 Desember 2011
Deskripsi Mengenai Hak Perorangan dan Hak Kolektif
A. 1. Pengertian Hak
Pengertian Hak Ketika lahir, manusia secara hakiki telah mempunyai hak dan kewajiban. Tiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda, tergantung pada misalnya, jabatan atau kedudukan dalam masyarakat. K. Bertens dalam bukunya yang berjudul Etika memaparkan bahwa dalam pemikiran Romawi Kuno, kata hak yang berarti hak hanya menunjukkan hukum dalam arti objektif. Artinya adalah hak dilihat sebagai keseluruhan undang-undang, aturan-aturan dan lembaga-lembaga yang mengatur kehidupan masyarakat demi kepentingan umum. Pada akhir Abad Pertengahan hak dalam arti subjektif, bukan benda yang dimiliki seseorang, yaitu kesanggupan seseorang untuk sesuka hati menguasai sesuatu atau melakukan sesuatu(right, bukan law). Akhirnya hak pada saat itu merupakan hak yang subjektif merupakan pantulan dari hukum dalam arti objektif. Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang sangat. Kewajiban dibagi atas dua macam, yaitu kewajiban sempurna yang selalu berkaitan dengan hak orang lain dan kewajiban tidak sempurna yang tidak terkait dengan hak orang lain. Kewajiban sempurna mempunyai dasar keadilan, sedangkan kewajiban tidak sempurna berdasarkan moral.
Jadi hak adalah tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan, kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan, dsb), kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau martabat.
SISTEM NILAI BUDAYA
A. SISTEM
Sistem merupakan istilah dari bahasa yunani “system” yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.
Pengertian sistem menurut sejumlah para ahli :
1. L. James Havery
Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
2. John Mc Manama
Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.
3. C.W. Churchman.
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
4. J.C. Hinggins
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.
5. Edgar F Huse dan James L. Bowdict
Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.
Pengertian sistem menurut sejumlah para ahli :
1. L. James Havery
Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
2. John Mc Manama
Menurutnya sistem adalah sebuah struktur konseptual yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.
3. C.W. Churchman.
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
4. J.C. Hinggins
Menurutnya sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling berhubungan.
5. Edgar F Huse dan James L. Bowdict
Menurutnya sistem adalah suatu seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.
Sabtu, 10 Desember 2011
MANUSIA DAN FILSAFAT
A. MANUSIA
M. Sastrapratedja: manusia adalah makhluk yang histories.Hakekat manusia sendiri adalah suatu sejarah,suatu peristiwa dan bukan semata-mata suatu datum.Maka sesuatu tentang hakekat manusia itu sendiri hanya dapat dilihat dalam perjalanan sejarahnya,dalam sejarah manusia.Pengalaman manusia adalah suatu rangkaian thropological constant (dorongan dan orientasi tetap manusia) dan bukan suatu definisi kodrat manusia.
Enam thropological constant :
1. Relasi manusia dengan kejasmanian,alam, dan lingkungan ekologis
2. Keterlibatan dengan sesama
3. Keterkaitan dengan struktur sosial dan instutisional
4. Ketergantungan masyarakat dan kebudayaan pada waktu dan tempat.
5. Hubungan timbal balik anatara teori dan praksis
6. Kesadaran religius atau para religius(dalam ”Kata Pengantar”, manusia multi demisional: sebuah renungan filsafat. Editor M.Santropratedja, Jakarta: gramedia.1993)
Ciri-ciri Humanisme massa kini :
· Dialogis (saling menjadi semakin manusiawi)
· Universal kritis (dalam imperatif universal harus dilihat kekuatan historis)
· Memandang manusia bukan hanya dari sisi rasionya melainkan juga kebebasan dan tanggung jawabnya
· Politik yang humanistik
· Terbuka pada kebenaran dan pada yang ”Transenden”,apapun namanya,yang memberikan makna terakhir bagi hidup manusia (Pidato pengukuhan)
Jumat, 09 Desember 2011
Manusia dan Politik
Definisi Manusia Secara biologis, Manusia diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens , sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Manusia secara kerohanian merupakan mereka yang menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau
Dalam sebuah mitos, Manusia seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, Manusia dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka di masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, serta berdasarkan kemampuan mereka membentuk sebuah kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.Secara biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup.
Dalam Pandangan Agama Islam, Manusia didefinisikan sebagai makhluk, mukalaf, mukaram,
mukhaiyar, dan mujzak. Manusia merupakan makhluk yang memiliki nilai-nilai fitri dan sifat insaniah, seperti dha’if ‘lemah’ (an-Nisaa’: 28), jahula ‘bodoh’ (al-Ahzab:72), faqir ‘ketergantungan atau memerlukan’ (Faathir: 15), kafuuro ‘sangat mengingkari nikmat’ (al-Israa’: 67), syukur (al-Insaan:3), serta fujur dan taqwa (asy-Syams)
Dalam sebuah mitos, Manusia seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, Manusia dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka di masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, serta berdasarkan kemampuan mereka membentuk sebuah kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.Secara biologi, manusia diartikan sebagai hominid dari spesies Homo sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini adalah Homo sapiens sapiens. Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup.
Dalam Pandangan Agama Islam, Manusia didefinisikan sebagai makhluk, mukalaf, mukaram,
mukhaiyar, dan mujzak. Manusia merupakan makhluk yang memiliki nilai-nilai fitri dan sifat insaniah, seperti dha’if ‘lemah’ (an-Nisaa’: 28), jahula ‘bodoh’ (al-Ahzab:72), faqir ‘ketergantungan atau memerlukan’ (Faathir: 15), kafuuro ‘sangat mengingkari nikmat’ (al-Israa’: 67), syukur (al-Insaan:3), serta fujur dan taqwa (asy-Syams)
Rabu, 07 Desember 2011
PROSES INTEGRASI MASYARAKAT MAJEMUK
Kata “integrasi” berasal dari kata “integration” yang berarti keseluruhan atau kesempurnaan. Maurice Duverger mendefinisikan integrasi sebagai dibangunnya interdependensi (kesalingketergantungan) yang lebih rapat antara bagian – bagian dari organisme hidup atau antara anggota – anggota di dalam masyarakat. Jadi, di dalam integrasi terjadi penyatuan atau mempersatukan hubungan anggota masyarakat yang dianggap harmonis.
Integrasi sangat penting, tetapi keanekaragaman juga membanggakan kita. Masyarakat beraneka ragam (multikultural) memiliki beragam keinginan yang berbeda sehingga sukar mempersatukan semua potensi yang dimiliki untuk mencapai hasil pembangunan yang maksimal. Oleh sebab itu, diperlukan upaya yang sungguh – sungguh untuk menyatukan perbedaan – perbedaan itu. Mengintegrasikan kelompok – kelompok masyarakat bukan berarti menghilangkan keanekaragaman itu, bahkan idealnya integrasi adalah penyatuan bangsa Indonesia yang tetap menjaga keanekaragaman fisik dan sosial budaya sebagai bagian dari kekayaan bangsa Indonesia.
Selasa, 06 Desember 2011
ARBITRASE
BAB II
PENGERTIAN
Secara harfiah, perkataan arbitrase adalah berasal dari kata arbitrare (Latin) yang berarti kekuasaan untuk menyelesaikan sesuatu menurut kebijaksanaan. Definisi secara terminologi dikemukakan berbeda-beda oleh para sarjana saat ini walaupun pada akhirnya mempunyai inti makna yang sama.
A. Menurut Para Ahli
1. Prof Subekti, SH
Penyelesaian atau pemutusan sengketa oleh seorang hakim atau para hakim berdasarkan persetujuan bahwa para pihak akan tunduk pada atau menaati keputusan yang diberikan oleh hakim yang mereka pilih.
2. H. Priyatna Abdurrasyid
Suatu proses pemeriksaan suatu sengketa yang dilakukan secara yudisial seperti oleh para pihak yang bersengketa, dan pemecahannya akan didasarkan kepada bukti-bukti yang diajukan oleh para pihak.
3. H.M.N. Purwosutjipto
Sebagai suatu peradilan perdamaian, di mana para pihak bersepakat agar perselisihan mereka tentang hak pribadi yang dapat mereka kuasai sepenuhnya diperiksa dan diadili oleh hakim yang tidak memihak yang ditunjuk oleh para pihak sendiri dan putusannya mengikat bagi keduabelah pihak.
4. Frank Elkoury dan Edna Elkoury
Suatu proses yang mudah atau simple yang dipilih oleh para pihak secara sukarela yang ingin agar perkaranya diputus oleh juru pisah yang netral sesuai dengan pilihan mereka di mana keputusan berdasarkan dalil-dalil dalam perkara tersebut. Para pihak setuju sejak semula untuk menerima putusan tersebut secara final dan mengikat.
5. UU No. 30 tahun 1999
Cara penyelesaian sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.
MULTIKULTURALISME DAN PLURALISME
1. DEFINISI MASYARAKAT
Selo Soemardjan mengatakan bahwa masyarakat adalah keompok manusia yang mendiami lingkungan tertentu dan menghasilkan kebudayaan. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan antar individu akan menciptakan suatu kreasi, sepassif apapun hubungan itu maka itulah yang disebut dengan kebudayaan yang berbeda dan perilaku masyarakat yang berbeda.
Karl Mark seorang cendekiawan yang meletakkan dasar-dasar kapitalis berpendapat bahwa masyarakat merupakan struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antar kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan setiap antar individu dalam suatu kelompok manusia itu menghasilkan apa yang disebut dengan ekonomi atau hubungan jual beli yang tentu akan menghasilkan keuntungan. Maka didalam sebuah masyarakat akan terjalin sebuah ketegangan antaar kelompok atau antarindividu untuk saling mengembangkan diri. Karena dimanapun masyarakat itu tinggal, orang yang paling kaya atau secara ekonomi mapan yang akan memonopoli keadaan. Inilah dasar-dasar kapitalis yang digagas Karl Mark.
Emaile Dukheim berpendapat bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan obyektif pribadi-prbadi yang merupakan anggotanya.Mungkin definisi ini lebih sederhana uuntuk dimengerti karena setiap kelompok manusia bisa disbut masyarakat karena didalamnya sudah pasti terjalin hubungan, baik sosial, ekonomi, budaya, dan lain sebagainya.
Bela Negara
A. Bela Negara
Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan kepada negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan uud 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. pembelaan negara bukan semata-mata tugas tni, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertanankan Negara dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah pelayanan oleh seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) meminta jumlah tertentu dinas militer dari masing-masing dan setiap salah satu warga negara (kecuali untuk kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekratan selama masa perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negara dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania Raya Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti Amerika Serikat National Guard
Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional,
Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personil militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak terduga, memperkuat pertahanan negara.
Minggu, 04 Desember 2011
Memudarnya makna lagu Indonesia Raya
A. Arti Nasionalisme
Pengertian nasionalisme dalam arti sempit yaitu perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang berlebih-lebihan dan memandang rendah terhadap bangsa lain (sering disamakan dengan chauvinisme).
Sedangkan dalam arti luas yaitu perasaan bangsa atau bangga terhadap tanah air dan bangsanya yang tinggi, tetapi tidak memandang rendah bangsa lain.
Secara etimologis, kata nation berakar dari kata Bahasa Latin natio. Kata natio sendiri memiliki akar kata nasci, yang dalam penggunaan klasiknya cendrung memiliki makna negatif (peyoratif). Ini karena kata nasci digunakan masyarakat Romawi Kuno untuk menyebut ras, suku, atau keturunan dari orang yang dianggap kasar atau yang tidak tahu adat menurut standar atau patokan moralitas Romawi.Kata natio dari Bahasa Latin ini kemudian diadopsi oleh bahasa-bahasa turunan Latin seperti Perancis yang menerjemahkannya sebagai nation, yang artinya bangsa atau tanah air. Juga Bahasa Italia yang memakai kata nascere yang artinya “tanah kelahiran”. Bahasa Inggris pun menggunakan kata nation untuk menyebut “sekelompok orang yang dikenal atau diidentifikasi sebagai entitas berdasarkan aspek sejarah, bahasa, atau etnis yang dimiliki oleh mereka” (The Grolier International Dictionary: 1992).
Kata Nasionalisme dalam istilah bahasa Indonesia mengacu pada tiga istilah yakni nation, race dan volk. Nation berarti sejumlah orang/rakyat yang bersatu karena persamaan cita-cita serta kerinduan untuk bernegara sendiri. Race berarti orang-orang yang berketurunan sama (Yahudi, Arab, Asia, Melayu, dan sebagainya).Volk berarti sekelompok orang yang secara sosio kultural sama.
STRUKTUR SOSIAL DI DESA SERING
Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan yang berada di pinggir sungai Kampar Provinsi Riau. Pada mulanya desa tersebut hanyalah hutan belantara yang tidak ada kehidupan manusia. Namun pada perkembangannya telah menjadi desa yang banyak penduduknya, bukan hanya dari masyarakat melayu saja, tetapi sudah terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang ada di Indonesia. Hal ini di sebabkan oleh hutan yang masih lebat dan hasil sungai yang banyak ikannya, serta tanahnya yang tergolong subur. Apa lagi di sana terdapatnya berbagai perusahaan besar yang mengelolah hasil alamnya.
Sabtu, 03 Desember 2011
Nafza Sebagai Masalah Sosial
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu aset terpenting dalam pembangunan masyarakat menuju kesejahteraan adalah sumber daya manusia. Bahwa dalam pendekatan untuk peningkatan taraf hidup masyarakat, faktor manusia tidak diperlakukan sebagai objek atau faktor produksi yang pasif, akan tetapi sebagai subjek dan aktor yang aktif menentukan keseluruhan proses pembangunan tersebut. Partisipasi yang nyata dan aktif seluruh warga masyarakat dalam keseluruhan tahap dan prosesnya menjadi poin utama pendayagunaan sumber-sumber daya yang ada dalam rangka pemenuhan kebutuhan guna peningkatan taraf hidup masyarakat.
Nilai strategis sumber daya manusia tidak semata-mata terletak pada segi jumlah atau kuantitas, melainkan juga kuantitas. Sehubungan dengan hal itu, sebagai sumber daya manusia, warga masyarakat penyandang masalah penyalahgunaan dan kecanduan narkotika tidak dapat diharapkan tampil dalam kapasitas yang maksimal. Penurunan kemampuan fisik, kesadaran, maupun mental menjadi alasan terbesar ketidak-maksimalan kapasitas para penyalahguna dan pecandu narkotika. Potensi yang mereka miliki tidak diaktualisasikan secara optimal dalam proses yang sedang berjalan. Efek narkotika dalam level individu tersebut akan berubah menjadi efek dalam level masyarakat termasuk sistemnya karena para pengguna dan pecandu narkotika tersebut merupakan bagian dari masyarakat. Efek itulah yang kemudian menjadi masalah sosial dalam masyarakat. Bahkan dalam kondisi yang lebih parah, penyandang masalah tersebut bukan hanya tidak optimal sumbangannya terhadap proses yang sedang berlangsung (on-going process), tetapi dapat menjadi beban dan bersifat counter productive .
Oleh karena itu, perlu penanganan dan penanggulangan masalah narkotika, sistem yang berjalan serta mengakar di dalamnya, juga masalah-masalah sosial yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkotika secara serius dan kontinyu, dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Karena para pengguna, penyalahguna, pengedar maupun pecandu narkotika pada dasarnya ada di tengah masyarakat.
Jumat, 02 Desember 2011
Landasan Sosial Budaya terhadap Pendidikan
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk hidup yang diberikan berbagai potensi oleh Tuhan, setidaknya manusia diberikan panca indera dalam hidupnya. Namun tentu saja potensi yang dimilikinya harus digunakan semaksimal mungkin sebagai bekal dalam menjalani hidupnya. Untuk memaksimalkan semua potensi yang dimiliki oleh kita sebagai manusia, tentunya harus ada sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya berjalan dan terarah sesuai dengan apa yang diharapkan. Mengingat begitu besar dan berharganya potensi yang dimiliki manusia, maka manusia harus dibekali dengan pendidikan yang cukup sejak dini. Dilain pihak manusia juga memiliki kemampuan dan diberikan akal pikiran yang berbeda dengan makhluk yang lain. Sedangkan pendidikan itu adalah usaha yang disengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan manusia.
Secara sosiologi pendidikan adalah sebuah warisan budaya dari generasi kegenerasi, agar kehidupan masyarakat berkelanjutan, dan identitas masyarakat itu tetap terpelihara. Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari unsursosialbudaya.
Memasuki abad ke-21 dan menyongsong milenium ketiga tentu akan terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat dari era globalisasi. Dan pada kenyataannya masyarakat mengalami perubahan sosial yang begitu cepat, maju dan memperlihatkan gejala desintegratif yang meliputi berbagai sendi kehidupan dan menjadi masalah, salah satunya dirasakan oleh dunia pendidikan. Tidak hanya perubahan sosial, budaya pun berpengaruh besar dalam dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan yaitu mengubah cara hidup, berkomunikasi, berpikir, dan cara bagaimana mencapai kesejahteraan. Dengan mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan bijak.
Memasuki abad ke-21 dan menyongsong milenium ketiga tentu akan terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat dari era globalisasi. Dan pada kenyataannya masyarakat mengalami perubahan sosial yang begitu cepat, maju dan memperlihatkan gejala desintegratif yang meliputi berbagai sendi kehidupan dan menjadi masalah, salah satunya dirasakan oleh dunia pendidikan. Tidak hanya perubahan sosial, budaya pun berpengaruh besar dalam dunia pendidikan akibat dari pergeseran paradigma pendidikan yaitu mengubah cara hidup, berkomunikasi, berpikir, dan cara bagaimana mencapai kesejahteraan. Dengan mengetahui begitu pesatnya arus perkembangan dunia diharapkan dunia pendidikan dapat merespon hal-hal tersebut secara baik dan bijak.
Selasa, 27 September 2011
Perkembangan sosiologi
Perkembangan pada abad pencerahan
Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di abad pertengahan, seperti Agustinus, Ibnu Sina, dan Thomas Aquinas. Mereka berpendapat bahwa sebagai makhluk hidup yang fana, manusia tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.
Berkembangnya ilmu pengetahuan di abad pencerahan (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat, ciri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.
Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan
Perubahan-perubahan besar di abad pencerahan, terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur masyarakat lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam revolusi Amerika, revolusi industri, dan revolusi Perancis. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam masyarakat.Gejolak abad revolusi
Perubahan yang terjadi akibat revolusi benar-benar mencengangkan. Struktur masyarakat yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. Bangasawan dan kaum Rohaniwan yang semula bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. Raja yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke masyarakat yang bebas
Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa perang, kemiskinan, pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini.Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :
- Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.
- Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal.
- Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.
Ciri-Ciri dan Hakikat Sosiologi
Sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarakat. Sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut.
· Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulasi (menduga-duga).
· Teoritis, yaitu selalu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret di lapangan, dan abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.
· Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
· Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruk masalah tersebut, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah tersebut secara mendalam.
Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut.
· Sosiologi adalah ilmu sosial karena yang dipelajari adalah gejala-gejala kemasyarakatan.
· Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori yang membatasi diri pada kejadian saat ini dan bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
· Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan terapan.
· Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian adalah bentuk dan pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya peristiwa itu sendiri.
· Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
· Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
· Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.
Kegunaan Sosiologi
Sosiologi berguna untuk memberikan data-data sosial yang diperlukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian pembangunan
· Penelitian
Tanpa penelitian dan penyelidikan sosiologis tidak akan diperoleh perencanaan sosial yang efektif atau pemecahan masalah-masalah sosial dengan baik
Objek Sosiologi
Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu sendiri.
Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Objek budaya salah satu faktor yang dapat memengaruhi hubungan satu dengan yang lain.
Pengaruh dari objek dari agama ini dapat menjadi pemicu dalam hubungan sosial masyarakat.dan banyak juga hal-hal ataupaun dampak yang memengaruhi hubungan manusia.
Ruang Lingkup Kajian Sosiologi
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi. Misalnya seorang sosiolog mengkaji dan mengamati kenakalan remaja di Indonesia saat ini, mereka akan mengkaji mengapa remaja tersebut nakal, mulai kapan remaja tersebut berperilaku nakal, sampai memberikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Hampir semua gejala sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan menggunakan prosedur ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkugan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal, misalnya antara lain:
· Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan produksi, distribusi,dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam;
· Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan apa yang dialami warganya;
· Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.
Sosiologi menggabungkan data dari berbagai ilmu pengetahuan sebagai dasar penelitiannya. Dengan demikian sosiologi dapat dihubungkan dengan kejadian sejarah, sepanjang kejadian itu memberikan keterangan beserta uraian proses berlangsungnya hidup kelompok-kelompok, atau beberapa peristiwa dalam perjalanan sejarah dari kelompok manusia. Sebagai contoh, riwayat suatu negara dapat dipelajari dengan mengungkapkan latar belakang terbentuknya suatu negara, faktor-faktor, prinsip-prinsip suatu negara sampai perjalanan negara di masa yang akan datang. Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan manusia dan dapat memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut dapat memengaruhi hubungan antara manusia dan berpengaruh terhadap analisis sosiologi.
Sosiologi
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya.[rujukan?] Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial.
Sejarah istilah sosiologi
· 1842: Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi.[rujukan?] Sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat lahir di Eropa karena ilmuwan Eropa pada abad ke-19 mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial.[rujukan?] Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.[rujukan?] Comte membedakan antara sosiologi statis, dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat dan sosiologi dinamis dimana perhatian dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi.[rujukan?] Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa).[rujukan?] Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.[rujukan?]
· Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis.[rujukan?] Emile memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
· 1876: Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology dan memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
· Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
· Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.
· Di Amerika Lester F. Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology.
Pokok bahasan sosiologi
1. Fakta sosial sebagai cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut.[rujukan?]
Contoh, di sekolah seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).
2. Tindakan sosial sebagai tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain.[rujukan?]
Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.
3. Khayalan sosiologis sebagai cara untuk memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia.[rujukan?] Menurut Wright Mills, dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya. Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah persmasalahan (troubles) dan isu (issues). Permasalahan pribadi individu merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Isu merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu.
Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah masalah. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan isu, yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.
4. Realitas sosial adalah penungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.
sumber: Wikipedia